Hallo genks ! Kalian pernah denger istilah ROA, ROE, dan ROI nggak ? Istilah tersebut sering banget dijumpai saat kita belajar tentang laporan keuangan. Kali ini aku akan mencoba sedikit membahas tentang ketiganya.
ROA atau Return on Asset
ROA berfokus pada aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar ROA, maka dapat diartikan perusahaan memiliki kemampuan yang bagus dalam mengelola asetnya. Variabel yang diperlukan dalam mengukur ROA adalah besaran laba perusahaan dan total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Besaran ROA dapat dihitung dengan rumus berikut :
ROA = Laba Bersih/Total Aset
ROE atau Return on Equity
Sebelum kita menginvestasikan modal ke suatu perusahaan, alangkah baiknya untuk melihat nilai ROE dari perusahaan tersebut. Fokus dari ROE adalah ekuitas atau modal perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan ekuitas atau modal yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang bagus dalam memberikan imbalan hasil kepada pemegang saham. Unsur yang dapat mempengaruhi ROE adalah laba bersih dan ekuitas perusahaan. ROE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ROE = Laba bersih/Ekuitas
ROI atau Return on Investment
Perusahaan dapat menghasilkan pendapatan tambahan dengan melakukan investasi. ROI mengukur kemampuan suatu perusahan dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung ROI adalah :
ROI = (pendapatan atas investasi-investasi)/Investasix100%
Nah itu tadi sedikit bocoran tentang rasio ROA, ROE, dan ROI. Untuk lebih lengkapnya, langsung cek artikel berikutnya 🙂
Malang, Desember 2019
PT. Fortuna iMARKS Trans
Lintang Januari