Diskusi bareng Bu Mulyani sore itu seru sekali, meski Beliau mengklaim yang dibahas adalah hal yang sederhana, sekedar cerita, namun bagi Kami yang masih remahan tepung terigu ini, setiap kata dafi Beliau adalah insight.
.
Owner Dea Bakery yang punya puluhan cabang ini, bercerita tentang apa yang disebut dengan fenomena : promo yoyo. Hmmmm…, namanya saja sudah menarik! Pada tahu yoyo nggak? Jangan-jangan sudah tergerus dengan Lego dan Pokemon Go.
.
Beliau memberikan contoh yang teramat mudah dipahami. Banyak laperpreneur yang terjebak dalam lingkaran setan promo yoyo ini. Apa penyebabnya? Sederhana, karena usahanya tidak dikelola berdasarkan angka, namun dijalankan berdasarkan insting ownernya. Ingat ya, setiap keputusan yang dilakukan oleh owner, memiliki dampak dan konsekuensi dalam penggunaan sumberdaya. Apa itu sumberdaya? Saya artikan dalam 4 hal utama : waktu, pikiran, tenaga, dan biaya. Catat ya, jadi setiap pertimbangan dan keputusan, perhatikan ke empat sumberdaya ini ya.
.
Faktanya, setiap bisnis adalah sebuah permainan memancing. Sesekali, Saya nonton TV kabel dan nyasar di acara-acara memancing seperti Impossible Fishing nya Robson Green, atau Monster Fish nya Zeb Hogan. Prinsip memancing selalu sama, menyediakan joran dan umpan sebagai alat untuk mengail ikan. Hal pertama yang perlu diingat, pastikan ikan yang didapat lebih daripada umpan yang disiapkan ya.
.
Dalam banyak kasus, promo yoyo adalah fenomena saat dilakukan promo, angka penjualan meningkat, tetapi, saat periode promo berakhir, ternyata angka penjualan kembali pada angka sebelumnya. Fenomena naik dan turun ini, kemudian yang dianalogikan dengan gerakan yoyo yang naik turun.
.
Apa masalah dari peristiwa ini? Tidak ada masalah sama sekali, kecuali kita menyadari, bahwa promo yang tepat sasaran, efektif dan efisien tidak berjalan dengan rumus ini. Bagaimana rumus yang dicari? Anggap saja penjualan tanpa promo di angka 10, kemudian promo diterapkan, angka penjualan kemudian naik. Angka naik di kisaran angka 15 selama promo, dan, kemudian setelah promo berakhir, angka penjualan masih terangkat di angka 13, sedap ini! Ada perbedaan, atau selisih angka bertambah antara sebelum dan sesudah promo, ini rumus yang perlu dikejar terus.
.
Kalau setelah promo, angka penjualan balik kanan, kembali ke 10, ya itu yang dimaksud dengan promo yoyo, balik maning balik maning. Artinya promo yang dibuat, gagal menggaet konsumen baru untuk mentenagai penjualan. Promo yang dibuat diduga justru cuma memikat para promo hunter, yang hanya membeli saat kita berikan aneka penawaran istimewa, saat kembali normal, mereka enggan berbelanja produk kita.
.
Lebih jauh, perlu diidentifikasi, bahwa masalah sebenarnya bukan di pemasaran. Masalah mendasar bisa jadi di sisi produk, artinya, dapat terindikasi bahwa produknya enak dan benar, tapi nggak ngangeni, jadinya, yang sudah beli, ternyata nggak pengen balik lagi, TUMAN!!!!!
.
.
.
.
Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans
Marketing Development Partner