Biasanya terjadi jelang akhir bulan
Formulanya?
Sisa waktu sedikit
Selisih target kok banyak
Jelaslah, panik
.
.
Hilal pencapaian target belum nampak di ufuk
.
Owner mulai beda suasana hati dan muka, bawaannya marah marah melulu, padahal tidak sedang PMS
.
Ide promo panik akan jadi rasional dalam momen itu. Pebisnis kuliner pasti pernah mengalami. Berpikirnya pendek-pendek, yang ada dan yang terlihat mata, bahasa jawanya : sing onok – sing ketok
.
Tabrak sana tabrak sini, milih jenis produk, dipromo, pokoknya ada promo, biasanya jurus andalannya adalah : diskon, berpikir bahwa diskon akan menyelesaikan segala permasalahan terkait kurangnya angka pemasukan
.
.
Apakah perilaku lumrah dan normal? Kalau sekali dua kali sih, boleh saja dianggap lumrah, tapi kalau berkali kali dilakukan, dan terus terusan begitu, hmmmmm, kok kayak ada yang kurang tepat ya?
.
Promo panik, dibuatnya dadakan, artinya kurang persiapan. Diduga, rapuh di sisi campaign, lemah di sisi content, dan payah di sisi aktivasi.
.
Inefisiensi yang bermuara pada inefektifitas
.
.
Duh, itu pasti pelakunya : Saya
.
Ya sudah, ambil air wudhu, bertobat, dan kemudian, bikin rancangan Marketing Programnya lebih seriusan ah, capek main-main melulu…
.
Ada yang punya pengalaman serupa? Atau cuman Saya saja?
.
.
Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans