Agar mudah menjelaskan, Saya keluarkan dompet dari tas kecil Saya. Saya nggak yakin apakah dalam dompet ada isi uangnya, karena keluarga dan tim Saya paham betul, Saya jarang bawa uang cash. Alhamdulillah, saya bongkar-bongkar dan rogoh-rogoh, ada menemukan selembar uang lima ribuan.

.

Saya keluarkan lembaran uang lima ribuan tersebut, dan saya angkat – sejajarkan dengan voucher potongan harga 5 ribuan untuk sebuah produk kuliner. Ya, kedua hal tersebut memang sejajar dan setara, bedanya, lembaran lima ribuan akan diterima secara umum, sedangkan voucher potongan harga berlaku khusus di lokasi bisnis kuliner yang menerbitkan voucher tersebut.

.

Menerbitkan voucher adalah salah satu cara berbiaya rendah untuk meningkatkan frekuensi kedatangan ulang konsumen. Logikanya sederhana, jika konsumen datang dalam frekuensi sepekan sekali, frekuensi ini dapat didorong untuk meningkat, jika setiap pembelanjaan dalam jumlah tertentu, konsumen mendapatkan voucher diskon yang masa berlakunya hanya dalam 3 hari.

.

Kalau konsumen biasa belanja sepekan sekali atau 4 kali dalam sebulan, kemudian karena dorongan voucher, pembelanjaannya naik menjadi 5x dalam sebulan, maka angka kenaikan 20% dalam transaksi adalah titik capaian realistis yang menjadi ekspektasi. Sebuah upaya sederhana dan sistematis untuk mengoptimalkan potensi dari existing customer, tentunya dengan biaya yang relatif rendah, get on target, stay on budget.

.

Agar teknik ini dapat diterapkan, paling tidak ada 2 syarat dasar yang perlu dipenuhi, yakni :

1. Produk yang dipilih untuk berlaku voucher potongan harga. Pastikan produk yang masuk dalam kategori prime product, dan tentu, punya HPP yang rendah, sehingga longgar untuk diutak atik harganya

2. Voucher potongan harga dengan besaran yang menarik dan menggerakkan konsumen untuk menggunakan

.

Tantangan berikutnya adalah, bagaimana distribusi dilakukan dan teknik komunikasi agar konsumen aware, serta kemudian get into program ini. Tentu dalam proses ini, kita wajib berkoordinasi dan bersinergi dengan rekan rekan operator di outlet.

.

Memiliki voucher ini, juga menjadi amunisi tambahan bagi tim marketing di bisnis kuliner kita untuk dapat membuka penawaran dan bernegosiasi dengan panitia event yang sesuai dengan segmen market kita, untuk bekerjasama, masuk di sana, dan menjadi pendukung acara, bermodal voucher potongan harga yang dimiliki.

.

Ukuran keberhasilan? Tentu konversi! Menyebar berapa voucher, kembali berapa voucher? Terus uji dan ukur, dan lakukan intervensi agar angka konversinya semakin naik.

.

Ah, cuman kasih voucher…..

.

Apa bakalan menarik bagi konsumen?

.

Memangnya…., kompetitor Anda, ngasih apa? 😬😬

.

Salam Pertumbuhan!

.

Faizal Alfa

PT Fortuna iMARKS Trans

Marketing Development Partner

.

Konsultan Pemasaran Restoran

.

Road To Scale Up

Go 6 cabang di tahun 1

Go 20 cabang di tahun 2 dan 3

Go 100 cabang di tahun 4 dan 5

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go Top