Saat membuka lowongan, menyeleksi, dan merekrut Tim Digital Marketing, tentu pelaku usaha punya pilihan pendekatan. Mau ambil yang pro dan jago dengan konsekuensi gajinya minta gede, atau, memilih kandidat yang masih baru bergaji kecil tapi kudu tekun dan telaten memandu, membimbing, dan mendampingi. Kalau pemilik usaha itu Anda, jalur mana yang Anda pilih? Cenderung yang jago dengan permintaan gaji tinggi, atau seadanya saja asal gajinya bisa di nego dengan leluasa?

Pengalaman Saya, tingkat risiko yang dianggap lebih kecil, adalah kandidat baru, yang kudu diajari dan didampingi, adalah opsi yang dipilih, apalagi jika transformasi digital marketing nya masih tahap coba-coba, penjajakan, tipis tipis eksperimen dan tes ombak. Mau pakai pilihan dan jalur manapun, sebenarnya tidak salah dan tidak masalah, asalkan punya kesadaran atas pilihan yang diambil. Jangan kemudian milihnya paket hemat, tapi kemudian ekspektasi nya disamakan dengan paket ngambil kandidat yang jago. Ibaratnya, kalau membayar gaji standar UMK saja masih nawar-nawar, jangan berekspektasi mendapatkan pendekar dengan kesaktian dan ilmu kanuragan.

Satu hal yang perlu mendapat perhatian dan persiapan, adalah apakah tim digital marketing yang akan Kita bentuk sudah memiliki yang namanya : Target Hasil dan Target Proses.

Pada dasarnya, TARGET HASIL adalah, apa yang mau dituju dan dijadikan indikator dalam pencapaian hasil dari team. Target Hasil biasanya diwakili dalam kalimat \”Mencapai Hasil Dari Berapa Menjadi Berapa Dalam Sekian Waktu?\” Misalnya jika ditentukan omzet, maka Target Hasil adalah mencapai omzet dari \”Rp 0\” menjadi \”Rp 100.000.000\” dalam 1 bulan, yang jika dibreakdown akan menjadi target harian. Selain omzet, tentu Target Hasil dapat dimunculkan dalam bentuk target penambahan jumlah konsumen, target penambahan jumlah followers, intinya \”Menambah dari X menjadi Y dalam jangka waktu Z\”.

Sedangkan, TARGET PROSES adalah, untuk mencapai hasil yang dikehendaki tadi, proses-proses apa yang perlu dilakukan dan dipenuhi setiap harinya. Target proses biasanya diwakili dalam sebaris kalimat \”Melakukan Apa Dan Berapa Kali Setiap Apa?\” Misalnya, untuk mendapatkan Target Hasil omzet tadi, maka perlu memastikan Target Proses berupa memberikan penawaran pada 40 orang setiap hari, dengan dari 40 orang tersebut ada 10 orang yang tertarik dan akhirnya beli produk yang Kita tawarkan. Dari 1 Target Hasil, bisa jadi ada beberapa Target Proses yang ditentukan sebagai upaya, cara, strategi.

Ini memudahkan Kita sebagai manajemen, untuk membaca dan menganalisis situasi bisnis Kita, saat Target Hasil belum tercapai sesuai yang diharapkan, maka menjadi tugas Kita untuk mengecek, mereview, dan memeriksa, dari Target Proses, bagian mana yang masih tersumbat dalam pelaksanaan, dan belum optimal dieksekusi.

Ini bagus dalam proses diskusi, sehingga Kita tidak cuma ngomel dan ngedumel ketika omzet kurang, lalu senewen dan marah-marah ketika hasil belum didapat, tapi energinya akan tersalur untuk mengecek, menganalisis, mengulik, dan pada akhirnya terbiasa berpikir menghadirkan aneka opsi dan alternatif proses, uji asumsi, yang dapat diuji coba dan divalidasi, untuk menemukan yang mana yang paling efektif dan efisien, mendekatkan pencapaian tujuan.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X
Subscribe to get 15% discount