Lho kq ada recruitment besar besaran? Aku lagi ndak cari karyawan sam? Pertanyaan dari beberapa klien kami. Yakin tidak ingin ada recruitment besar-besaran? Balasan pertanyaan di jawab dengan pertanyaan. Gemes ora?
.
Kenapa harus ada recruitment besar besaran? Gini sam alasannya. Ada 2 sisi sudut pandang ya. Sudut pandang pertama adalah pemilik resto, dan kedua sudut pandang pelanggan. Mau dibahas yang mana dulu sudut pandang pertama atau kedua? Kalau melihat dari hati kalian masing-masing pinginkan yang kedua duluan. Ya kan? Benar kan? Yuk di bahas yang sudut pertama aja dulu ya. Yang pertama aja kan urut. Boleh ya? 😀
.
Sudut pandang pertama, mari sebagai pemilik resto merenung sejenak. Apakah sudah yakin kalau tim yang sudah ada akan bertahan lama? Apakah sudah yakin kalau tim yang ada tidak akan di bajak kompetitor? Apakah sudah yakin kalau tim yang ada ndak kepingin punya usaha resto sendiri? Apakah sudah yakin kalau tim yang sudah ada bisa menaikan omset?
.
A few moment later. Bagaimana hasil pemerenungan?
.
Sedikit cerita nyata kejadian di klien kami. Awal ketemu tim lengkap, sang owner percaya diri kalau sudah memiliki tim yang lengkap dan siap bertumbuh bersama selama 1 tahun pendampingan. 3 bulan pendampingan berjalan, tim sudah bisa mandiri dan saling bersinergi dengan tiap2 divisi. Sudah kompak dan klop, kerja dengan post dan porsi masing2. Owner senang dunk dan memberika reward bagi mereka. Diajaklah mereka liburan ke Bali. Mantap kan liburannya? Dari Sulawesi lho bisa datang dan liburan ke Bali, menyenangkan bisa melihat pulau Indonesia yang paling indah. Selepas liburan H+1 terbitlah surat resign dari 3 orang yang mana mereka menduduki 3 posisi inti dalam tim tersebut. Tak lama setelah resign mereka bertiga buka usaha sendiri di depan outlet tempat mreka ngantor dulunya. Hemmm, nyesek kan. Akhirnya harus ada effort lagi untuk cari tim baru dan mengajari ulang lagi dari awal.
.
Dari sisi marketing sah-sah aja kan kalau tim marketing beranggotakan banyak orang? Mestinya marketing banyak omset jadi tambah banyak, benar kan? Rumus marketing adalah mereka masuk bukan hanya untuk terima gaji, namun mereka harus bisa menggaji dirinya sendiri plus mencari lebihan untuk dapat membayar gaji teman2nya yang lain di bagian operasional. Langkahnya kita harus memberikan target yang jelas untuk mereka dan caranya untuk mencapai target tersebut.
.
Dari sudut kedua, ketika orang terinformasi ada recruitment besar2an maka dalam benak mereka akan memunculkan pikiran, Lho resto apa ini? Mau buka berapa cabang? Ramai kah tempatnya? Penasaran akhirnya meraka ingin dunk datang ke lokasi. Mulut ke mulut akan tersalurkan secara tidak langsung. Balik ke cerita klien tadi, ada pelamar masuk, langsung ketemu dengan kami dalam meeting untuk mendapatkan panduan. Kami tanya dunk sebagai konsultannya, Anda melamar di sini sudah pernah mencicipi produknya? Kalau belum bagaimana Anda bisa menjual produknya kalau belum tahu rasanya. Kalimat magic diatas, secata alam bawah sadar akan mendorong mereka untuk mencicipi dahulu dunk produknya, serta paling tidak mereka akan ngajak temannya untuk mencoba. Omset masuk, marketing dapat dan branding ikut serta teraktivasi
.
Jadi mau mulai kapan bukan open recruitment besar2an?
.
Handy Priyanto Utomo
PT. FIT