Kalau bisnis baru banget dibuka, maka yang kemungkinan sudah dimiliki adalah produk. Hal yang belum dipunya adalah prospek. Siapa prospek ini? Tentu saja adalah calon konsumen yang dibidik, disasar untuk beli dan belanja produk Kita. Ada satu pengalaman Saya terlibat proses sebuah brand dari Tanjung Pandan, Belitung, yang merupakan bisnis kuliner dengan menu andalan ayam lunak, atau yang biasa Kita sebut ayam tulang lunak. Saya juga suka makan ayam tulang lunak, namun nggak suka kalau ada pria tulang lunak, karena pria itu macho, takdirnya kan tulang punggung, aneh aja kalau tulang punggungnya lunak.
Perjalanan Ayam Lunak Panglima lumayan seru mulai sejak proses pendaftaran merek, karena awalnya ditolak melulu, yang akhirnya lolos dengan segala drama dan penyesuaian yang diperlukan. Kalau dipikir-pikir, mungkin petugas HAKI ini cewek kali ya, nolak melulu bawaannya.
Ayam Lunak Panglima akhirnya beranak pinak, lahir di Belitung, melenggang nambah beberapa cabang di pulau laskar pelangi yang indah. Perjalanannya meluas, sampai kemudian berani menyeberang ke Pulau Bangka, masuk medan perang di Pangkal Pinang.
Ekspansi tidak berhenti, karena kemudian, Ayam Lunak Panglima masuk arena medan laga di Pulau Jawa. Tentu masuk ke Jawa ini menjadi liga yang berbeda, dengan kepadatan manusia yang luar biasa, kompetisi persaingan ugal-ugalan, dan inovasi yang lahir setiap hari. Kejelian memilih dan memilah prospek calon konsumen, menjadi langkah penting agar Ayam Lunak Panglima tidak kehilangan fokus, menatap lurus, mau melayani siapa? Menjadi solusi bagi siapa?
Kalau dikupas dengan jelas, prospek calon konsumen akan menarik bagi Kita jika memenuhi 3 kriteria :
- Punya kebutuhan/ keinginan/ kemauan/ ketertarikan/ minat pada produk yang Kita punya, Saya anggap ini satu kesatuan karena ada kesamaan.
- Punya daya beli, ada uangnya, punya budgetnya, untuk beli produk Kita. Karena kalau butuh ya pasti butuh semua, tapi kalau nggak ada uangnya, mau beli pakai apa? Kudu mampu.
- Memilih untuk belinya ke Kita. Ini penting, karena meski butuh dan mampu beli, tapi kalau tidak menjatuhkan pilihan belinya ke Kita, maka transaksinya tak akan terjadi juga.
Maka penting memastikan, siapa yang memiliki ketiga kriteria ini.
Masuk ke Jawa, brand Ayam Lunak Panglima ini memilih Pondok Aren, Tangerang Selatan sebagai titik penjuru perdana. Berkaca dari beberapa outlet sebelumnya, ada beberapa kesamaan yang jadi acuan bahwa prospek utama dari Ayam Lunak Panglima adalah : Keluarga.
Ada satu momen, owner Ayam Lunak Panglima, Haji Syahrial, hobinya ngajak Saya nobar CCTV outlet.
Dalam hati dan pikiran Saya, apaan, Saya diajak nobar CCTV outlet, mending kalau nobarnya pertandingan El Classico atau Derby Della Madonina.
Tapi ternyata ini penting, karena dari pantauan CCTV all outlet, terlihat jelas dan terpampang nyata, bahwa tamu di outlet, all jam kunjungan di all outlet, ada kesamaan yang konsisten : selalu ada tamu keluarga, dengan ada anak kecil diajak makan, merata di hampir semua meja.
\”Bisnis itu berpola, bahkan hidup pun berpola.\”
Maka kemudian, isi pesan, narasi, kampanye, konten, yang dibuat untuk Ayam Lunak Panglima, diolah dalam koridor menarik perhatian, membangun kedekatan, meng create agar relate, dengan prospek calon konsumen : keluarga muda, yang memang gencar disasar.
Key Opinion Leader, Reviewer, Selebgram, Influencer yang disasar juga yang profil dan audience nya adalah smart moms. Dasar ilmunya adalah Integrated Marketing Communication (IMC) yang kompak dan serempak di semua channel.
Apakah para prospek ini semuanya dipikat dan datang dan kemudian menghampiri?
Tidak juga, beberapa malah dijemput dan disamperi.
Bagaimana caranya?
Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans
Konsultan Marketing
www.imarks.co.id
www.instagram.com/imarks.id