Pahami Programs
.
Beberapa tahun yang lalu, Saya mengelola sebuah lembaga pelatihan. Kegiatannya tak jauh dari menggelar aneka event dan training. Di salah satu event, ada peserta yang memperkenalkan diri dengan nama : Licht. Nama yang tak biasa dan langsung menarik perhatian Saya. Pasca sesi, Saya samperin dia, emang bener itu nama aslimu? Coba liat KTP nya, dan, dia ngaku, bahwa nama itu memang digunakan, sebagai nama samaran, untuk penarik perhatian. Licht adalah anggota sebuah Affection Club, yang memang mengajarkan tips2 dan praktek, gampangannya untuk jadi playboy, duh, ada ya? Kerjaannya ke tempat-tempat keramaian, dan kenalan hingga mendapatkan nomor HP nya cewek yang baru dikenalnya, kadang-kadang malah dikompetisikan antar mereka. Sungguh, akhir zaman sudah dekat. Intinya, mereka ini memperdalam teknik dan metode untuk memikat wanita. Saya gunakan ini sebagai ilustrasi, karena pada prinsipnya, di Marketing, beti beti lah, alias beda tipis. Ada dasar pemahaman, ada indikator-indikator pencapaian, dan ada cara untuk mencapai.
.
Kita hidup di kondisi kompetisi. Coba kita review ya, masih ingat pemahaman sebelumnya, mengenai profiling, nah, itu adalah dasar pemahaman, naksir siapa? Lalu, ada 4 pertumbuhan yang jadi indikator di tulisan-tulisan sebelumnya, yakni : pertumbuhan vertikal, pertumbuhan horizontal, pertumbuhan data konsumen, pertumbuhan aset digital. Caranya bagaimana? Hla, itulah pembeda antara pemenang dan pecundang di kompetisi. Pemenang nyari cara, pecundang cari alasan.
.
Cara mencapai angka target indikator-indikator di atas, tentu erat hubungannya dengan program promosi yang dibuat. Kita catet ya, orang beli itu karena 3 hal dasar : butuh, punya daya beli, dan mengambil keputusan. Butuh nggak, punya daya beli nggak, terserah dia. Yang kita dapat intervensi adalah : keputusan! Karena memutuskan beli, juga belum tentu beli ke kita, karena ada kompetisi kan? Beauty contest, saling tebar pesona dan adu cepat memikat. Pengaruhi keputusan ini, dengan memberikan konsumen : alasan tambahan! Diantara penjual yang lain, kenapa sih mereka perlu memilih kita? Ya karena ada yang spesial dari yang kita tawarkan, sedang ada promo yang berjalan. Familiar kan dengan kata promo? Emang ada berapa jenis promo sih? Belasan, puluhan, ratusan? Enggak kok, core nya, cuman ada 5, yakni : Free Sample, Discount, Bonus, Merchandise, Prize. Mau promo apapun, utak-atiknya pasti nggak jauh dari 5 itu. Percaya deh.
.
Free Sample
Bentuk paling primitif dan paling mudah dicerna dari konsep promosi. Apa yang lebih ultimate dari gratis coba? Free! Nggak ada resiko, toh nggak bayar. Prakteknya bagaimana? Jamak dilakukan saat ini, di dunia kuliner, konsep makan gratis saat momen grand opening, atau saat launching menu baru. Perlu amunisi lumayan memang, dan tentu saja segmen yang jitu, jangan sampai yang datang bukan segmen market yang diharapkan, tapi pencari gratisan belaka, namun gak beli produknya. Varian lain, pernah dengar giveaway? Produk gratis hadiah kuis? Yak betul, itulah rupa dan wajahnya free sample.
.
Discount
Dengar kata diskon, siapa yang lebih mudah tergoda, bapak bapak atau ibu ibu ya? Jelas, diskon adalah mekanisme potongan. Simpelnya, normalnya bayar 100rb, diskon 10% atau 10.000, maka cukup bayar 90rb. Mudah dicerna bukan? Semakin mudah dicerna kalau makin gede angka diskonnya. Diskon 50%, wow! Bayar separuh harga saja. Lebih gede, ada diskon 70%, atau angka-angka ajaib lainnya. Tujuannya, jelas memberikan efek atensi atau perhatian, dan perasaan hemat, membeli barang dengan value 100rb, bayarnya 90rb saja, lumayan hemat 10rb. Kalau mekanisme cashback yang marak, termasuk diskon juga nggak ya? 😇 Coba yang merasa punya jawaban.
.
Bonus
Saat Saya kecil dulu, bonus adalah merek salah satu minuman susu, yang suka bagi-bagi free sample di pusat-pusat perbelanjaan, dan Saya suka memanfaatkan dengan minta sample, karena orang tuanya belikan susu nya sebulan sekali, kalau minta mbak-mbaknya SPG susu cap bonus, bisa minta tiap hari 😇. Bonus adalah mekanisme : tambahan. Jadi jelas ya bedanya dengan diskon. Kalau bonus, belanja 100rb, tetap juga bayar 100rb, tapi dapat tambahan free lemon tea. Dari penjelasan ini, maka, cashback lebih dekat masuk ke diskon, apa ke bonus hayo?
.
Merchandise
Mug, gantungan kunci, t-shirt, payung, stiker, apa lagi ya? Itu adalah item item yang familiar kita sebut sebagai : merchandise. Ini adalah mekanisme promo yang biasanya digunakan menggaet konsumen baru, misalnya pembeli yang mau mendaftar member card mendapatkan tumbler, atau menaikkan angka besaran belanja, misalnya minimal belanja 300 rb bisa dapat payung, minimal 500 eb bisa dapat t-shirt.
.
Prize
Hadiah? Lha, apa bedanya sama merchandise? Jangan ngegas dulu, beda laah. Gini lho Jaenab : kalau merchandise, barangnya kecil secara nilai, tapi yang dapet banyak. Kalau prize, hadiahnya gede, tapi yang dapat jumlahnya lebih sedikit. Gampangnya gini deh, tiap beli JamurGrak minimal 3pcs, bisa dapat pouch lucu masuk apa hayo? Yes, merchandise. Tapi kalau beli Jamur Grak bisa dapat iPhone yang diundi 3 bulan lagi, nah, itu masuk promo hadiah. Jelas kan? 😇
.
Bikin ide promo sih gampang. Mau mikir bisa, mau nyontek banyak. Yang menantang, eksekusinya! Karena eksekusi perlu intervensi, dan intervensi perlu disiplin. Kalau menulis berita, ada rumus 5W+1H, sama juga lah prakteknya dalam bikin promo. What! Promo apa? Where! Di mana? Who! Siapa yang mengadakan promo? When! Kapan berlakunya? Why! Dalam rangka apa? Dan How! Bagaimana detail promo yang dijalankan. Pastikan memuat syarat dan ketentuan yang jelas, karena kalau salah informasi, lidah netijen bisa setajam silet dan drama drama nya bisa bikin hati lecet. Jadi, mau bikin promo apa? Agar pertumbuhan vertikal, horizontal, data konsumen, dan aset digitalnya lebih mudah tercapai?

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go Top