O : Orang
FA : Faizal Alfa

O : Sam, beberapa kali, membahas mengenai Pertumbuhan Vertikal, nambah omzet tanpa nambah outlet, cabang, atau titik distribusi, perlu banget ya tumbuh ke atas begitu?

FA : Mau jawaban pendek, apa jawaban panjang?

O : Jawaban panjang deh

FA : Jadi, pertumbuhan itu perlu direncanakan. Supaya usaha yang dijalankan, bener-bener jalan meningkat, bukan jalan di tempat. Coba direnungkan, banyak yang ngaku usahanya udah berpengalaman 5 atau 10 tahun, tapi nyatanya, aktual cuma berpengalaman 1 tahun, yang diulang 5 atau 10 kali, nggak numbuh, segitu-segitu aja.

O : Eh, iya juga ya, memang Saya banyak nemui, atau, jangan-jangan usaha Saya juga sedang mengalami. Nah, kalau jawaban pendek Sam?

FA : Oke, pernah coba nyari video-video eksperimen mengenai Mentos vs Cola nggak? Ternyata di dunia maya, banyak banget video-video mengenai eksperimen ini. Cola dibuka, mentos dimasukin, dan swooooosh! Cola muncrat seperti geyser yang menyembur dari tanah ke angkasa, seru! Tumbuh secara vertikal.

Semangat gak kalau apa yang dirawat tumbuh? Jadi ingat masa kecil kan, jaman saat sekolah, dapat tugas menumbuhkan kecambah? Dari sebuah biji yang dianggap mati, eh, ditaruh di atas kapas ditetesin air, siapa sangka ternyata dapat tumbuh dan berkembang sesuatu yang kita kemudian ukur pertumbuhannya secara berkala.

Logika pertumbuhan itu amatlah sederhana. Saya mencatat paling tidak ada tiga hal yang patut mendapat perhatian :

Pertama, ada sebuah kesadaran bahwa pertumbuhan tersebut diperlukan. Kalau tidak merasa pertumbuhan itu perlu dan penting, ya jelas saja tidak akan ada upaya seksama untuk memperjuangkannya. Sudah cukup, begini saja sudah cukup, maka ruh pertumbuhan vertikal gak bakalan mampu untuk menjadi pengungkit fundamental.

Kedua, menentukan angkanya, dari berapa yang ditentukan sebagai titik awal, menjadi berapa yang menjadi titik periksa. Kenapa bukan disebut titik akhir? Tentu karena pertumbuhan ini sifatnya dinamis, berkembang terus menerus dalam lingkup perjalanan waktu. Mau pertumbuhan berapa untuk sebulan ke depan? Satu kuartal ke depan? Satu semester ke depan? Satu tahun ke depan? Tentukan, sepakati, dan perjuangkan, wujudkan.

Ketiga, membagi pola pikir, dengan memahami bahwa pertumbuhan itu, diperoleh dari dua jalur. Satu, yakni saat konsumen atau klien di periode lalu, belanja dengan perilaku dan besaran belanja yang sama dengan periode sebelumnya, maka, omzet akan didapat dengan angka yang sama. Dua, ketika kemudian ada konsumen yang menaikkan frekuensi atau besaran belanja, serta ada konsumen yang benar-benar baru, maka di titik itulah terjadi penambahan, pertumbuhan, peningkatan.

Simpel, sederhana, mengena.

Konsumen bulan lalu, pastikan beli dalam pola, ritme, besaran yang sama, maka omzet akan terjaga dalam level yang identik, mirip dan sama.

Konsumen bulan lalu didorong agar lebih sering beli atau beli dalam nominal lebih tinggi, serta menggaet lengket konsumen baru agar belanja di tempat Kita, maka ada kontribusi peningkatan omzet yang konkret, dengan pemasukan nyata.

Ini juga sekaligus bikin kita cerdas dan awas, saat usaha Kita kena gejala tandon bocor.

Konsumen baru dapat terus, eh, tanpa nyadar, konsumen lama kok terus terusan ilang dan ambyar, ati-ati, terlena.

Sibuk memikat, lupa merawat

Mantaf tebar pesona, khilaf sabar ngelola

Waspadalah!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go Top