Terlepas dari menu, bagi para pelaku bisnis kuliner tenyata pengetahuan kesan dan pesan dari kostumer juga menjadi salah satu hal dari sikap menghargai kostumer. Sepanjang perjalanan bisnis bahkan bisnis apapun pada dasarnya ialah kostumer tidak akan pernah salah. Pertimbangan dari kostumer juga menjadi menentu bagaimana strategi yang bisa diterapkan kedepannya. Perlu adanya keseimbangan antara setiap hal yang berjalan dari bisnis kuliner, karena sebuah kenyamanan adalah kunci dari sebuah loyal kostomer. Terlebih pada bisnis kuliner yang memiliki outlet, yang mana kostumer harus datang ke outlet terlebih dulu.

Selain hal terseut, rupanya sebuah kualitas rasa makanan menjadi salah satu hal utama yang menjadi dasar dari bisnis kuliner. Cita rasa rupanya menjadi pertimbangan utama kostomer dalam menentukan “makan apa hari ini?”. Hal ini menjadi sebuah fenomena bagi para generasi millenials yang lebih mengutamakan sebuah cita rasa daripada hanya sekedear tempat atau lokasi mereka makan. Terlihat dibanyak kasus, maraknya ojek online menjadi dasar dari landasan para kostumer memilih makanan seperti apa yang akan mereka order. Untuk itu, perlu adanya pengetahuan bagaimana kualitas cita rasa dan tentunya menu mana yang akan kita jadikan sebagai menu utama?  

Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan terhadap brand kita, perlu pengumpulan data melalui seperangkat pertanyaan yang tersusun dan terukur untuk ditanyakan kepada kostumer. Pembuatan kuesioner berawal dari konsep yang harus dipersiapkan. Dalam bisnis kuliner, terdapat 3 hal yang menjadi konsep utama yang akan menjadi kritis dan saran dari kostomer yakni bagian selling yang mengarah pada menjualan. Sehingga pertanyaan yang memungkinkan ialah intensitas kostomer datang ke outlet? Menu atau varian favorite dari kostomer termasuk bagaimana penilaian terhadap rasa, pelayanan dan kenyamanan kostumer.

Konsep selanjutnya ialah mengenai branding yakni mengarah pada pengetahuan kostomer mengetahui brand kuliner. Apakah dari teman atau media sosial. Sehingga jawaban terbanyak nantinya penggunaan platform mana yang akan kita lakukan promosi. Dan yang terakhir ialah mengenai marketing yakni data konsumen yang kita dapat dari penyebaran kuesioner.

Jawaban yang digunakan biasanya berupa skala 1-5 dengan asumsi 1 sangat rendah dan 5 sangat tinggi. Bisa juga disesuaikan dengan kebutuhan. Opsi lain lebih berupa pilihan jawaban yang sudah disediakan atau jawaban terbuka. Sehingga memudahkan kostomer dalam menentukan jawaban apa yang akan mereka isi. Hal ini sudah beberapa kali di praktikan di client iMarks, sebagai salah satu metode dalam poin nol yakni profiling guna memetakan market place bagi kuliner.

Metode dalam pengumpulan data kuesioner biasanya melalui google form dan juga manual. Dari kedua metode tersebut sebaiknya bisa dilakukan bersamaan karena secara google form bisa mengumpulkan data dengan mudah dan banyak. Sedangkan mendatangi kostumer  menggunakan metode pengumpulan data secara manual akan lebih menguntungkan lagi karena bisa ditambahkan metode wawancara. Lantas bagaimana cara menggunakan wawancara kepada customer? Tentunya akan kami bagi dipostingan selanjutnya ya!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go Top