Meeting kali ini agak santai, suasana siang di sebuah cafe. Bincang dengan owner, membahas tentang rencana mendatangkan seorang bintang untuk tampil dan menghibur di cafe. Bukan bintang panggung yang sangat besar sih, tapi ternyata permintaan honornya, lumayan besar.

Dalam titik itu, owner meminta pendapat. Apakah tetap dilanjut, atau anggaran yang disiapkan, dialihkan menjadi program lain, yang berorientasi pada konsumen.

Eman dalam bahasa Jawa artinya : sayang, atau berat melepaskan, sejenis pelit lah.

Loman dalam bahasa Jawa artinya : murah hati.

Saya gunakan sebagai judul, karena, banyak dari pelaku usaha, lupa dengan konsep ini.

Teramat loman pada upaya menggaet konsumen-konsumen baru, tapi teramat eman untuk berbagi kembali pada konsumen yang sudah ada.

Owner cafe, memberikan batasan penting : bikin program, agar sebagian dari keuntungan Kita, dikembalikan pada konsumen.

Singkat, padat, lugas, jelas, tuntas : mentalitas yang loman.

Karena, konsumen yang sudah beli, faktanya, sudah memberikan kita pemasukan, sudah bayar, sudah konkret memberi hasil. Jangan pelit untuk memberikan sesuatu kembali pada mereka.

Dikutip dari unggahan akun IG @alfafaizal :

Misal, mereka memberi 200.000 dalam belanjanya, aman nggak Kita kembalikan 10.000 ke mereka?

Hlo, keuntungan Kita berkurang 10.000 dong?

Kalau itu mampu membuat belanja 200.000 berulang, maka sangat disarankan dilakukan.

Daripada eman melepas 10.000 tapi yang 200.000 batal masuk lagi.

Yang loman sama konsumen kesayangan.

Salam Pertumbuhan!

Tulisan dari : Faizal Alfa
PT Fortuna iMARKS Trans

Perusahaan Pemasaran Yang Membanggakan Kota Malang

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go Top